Khutbah Jumat, Ujian Manusia
Tuesday, January 14, 2020
Add Comment
Khutbah, Ujian Manusia
اَلْحَمْدُ لِلهِ، نَحْمَدُهُ وَ
نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ، وَ نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ
يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى
سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِى
الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ أَمَّابَعْدُ.
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ،
اِتَّقُوْ اللهَ، اِتَّقُوْ اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا
وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، وَالْعَصْرِ ، إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي
خُسْرٍ ، إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا
بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
فَأَمَّا ٱلۡإِنسَٰنُ إِذَا مَا ٱبۡتَلَىٰهُ
رَبُّهُۥ فَأَكۡرَمَهُۥ وَنَعَّمَهُۥ فَيَقُولُ رَبِّيٓ أَكۡرَمَنِ ١٥ وَأَمَّآ إِذَا مَا ٱبۡتَلَىٰهُ فَقَدَرَ
عَلَيۡهِ رِزۡقَهُۥ فَيَقُولُ رَبِّيٓ أَهَٰنَنِ
١٦
Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: "Tuhanku telah memuliakanku". Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku".
Maasiral Muslimin Jamaah Jumah Rahimakumullah
Ayat yang saya baca diatas, salah seorang ahli tafsir
yaitu Ibnu Katsir: menerangkan bahwa Allah membantah apabila hambanya
berkeyakinan, apabia dimudahkan dan diluaskan rezekinya, bahwa Allah telah
menghormatinya dan memuliakannya, sebaliknya apabila Allah menyempitkan
rezekinya ia berkata, “Allah telah menghinaku” tapi komentar orang tersebut, di
jawab oleh Allah pada ayat berikutnya, “sekali-kali tidak” sebab Allah
memberikan rezekinya/harta kekayaan pada seorang yang di cintainya dan orang
yang tidak di cintainya, dan Allah pun menyempitkan rezeki/harta kekayaan
kepada orang yang dicintainya dan yang tidak di cintainya.
Hadirin Rahimakumullah
Dalam
mentaati perintah Allah, tidak ada istilah disaat lapang atau sempit/disaat
kita kaya atau miskin bila dia orang
kaya atau miskin bila dia orang kaya dia bersyukur kepada Allah atas
kekayaannya dan banyak beribadah kepadanya, bila dia miskin dia bersabar atas
kemiskinannya itu, dan terus istiqomah dalam ibadahnya dan menjauhi
kedurhakaan.
Hadirin Rahimakumullah
Manusia
sering kali memandang kekayaan sebagai ukuran kemuliaan, contohnya orang yang
biasa berkerja di kantor yang pakai mobil biasanya lebih di hormati dan cepat
dilayani dari pada orang yang pakai sepada yang selalu di abaikan, bila
kekayaan melimpah, banyak yang merasa mulia dan dimuliakan Allah, dan
sebaliknya bila dia kehidupannya sulit dia merasa hina dan di hinakan Allah
padahal lapang dan sempit kaya dan miskin adalah ujian Allah. Kaya dan miskin
bukanlah tujuan hidup kita, tujuan hidup kita hanya ibadah kepada Allah.
Apabilah kekayaan menjadi tujuan, pikiran dan hati tak pernah selalu tenang,
terombang ambing, sehingga lalai dari perintah Allah. Dalam keadaan sempit dia
gelisah, mengakibatkan ibadahnya tertunda dan terabaikan, dikala rezekinya
lapang dan melimpah, buakannya menambah ketaatan, tapi malah sombong dan
tergelincir dalam maksiat, orang yang menunda ketaatan selalu banyak alasa,
memiliki ini dan itu, mengerjakan solat apabilah udah ada kelapangan. Godaan
nafsu memang banyak di miliki oleh orang yang banyak harta. Dizaman nabi Musa
dimasa pemerintahan Fir’aun, ada seorang yang kaya namanya Qorun, ia
menganggap harta adalah membawa kemulian, sehingga imannya bergeser, dan
keyakinannya berubah, dengan mengatakan, “bahwa harta yang kumiliki ini adalah
hasil jerih payahku, bukan dari pemberian dan karunia Allah”. Maka Qorunpun
dimurkai Allah, di benamkan kedalam tanah, bersama dengan hartanya.
Hadirin Rahimakumullah
Dari
uraian khutbah ini ada beberapa hikmah yang kita dapat ambil pelajarannya:
Pertama: janganlah selalu berperasangka, apabila kita banyak memiliki harta/orang kaya, bahwa kita di muliakan Allah, padahal banyak harta/jadi orang kaya, adalah ujian Allah. Dikisahkan dalam Al-Qur’an umat terdahulu dan sekarang, yaitu Nabi Sulaiman. Nabi yang di uji dengan kekayannya, tapi beliau tetap taat dan bersyukur kepada Allah, namun kisah meriwayatkan nanti Nabi Sulaiman di akhirat, pada saat penghisappan amal/penghitungan amal, beliau tertunda masuk surga, karena urusan hartanya selama 500 tahun, dari nabi-nabi yang lain.
Kedua: janganlah selalu berperasangka, kemiskinan yang menimpa kita, kita menganggapnya kehinaan pada diri kita. Pada hal kemiskinan juga ujian Allah. Al-quran juga banyak menyelaskan tentang kehiudpan para nabi terdahulu, hidup dengan serba kekurangan, pada hal rezeki mereka di jamin oleh Allah. Kalau mereka mau saja berdoa’a supaya gunung dihadapan mereka di jadikan emas, pasti dikabulkan. Rasulullah nabi kita contoh buat kita hidup dalam kesederhanaan penuh dengan kekurangan tapi sangat dimuliakan Allah, contoh orang yang sukses dunia akhirat, walaupun beliau telah meninggalkan kita 1441 tahun yang lalu tapi namanya, selalu disebut sepanjang zaman. Sampai hari kiamat, dan belaupun mendapat jaminan dari Allah, tidak akan masuk sorga nabi terdahulu sebelum beliau masuk terlebih dahulu. Dan tidak akan masuk surga umat terdahulu sebelum umatnya masuk surga terlebih dahulu.
Hadirin Rahimakumullah
Demikianlah
khutbah yang dapat saya sampaikan mudah-mudahan bermanfaat khususnya bagi saya
sendiri umumnya bagi hadirin semuanya. Aamiin allahumma amin
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ
الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأٓيَةِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْم إنَّهُ تَعَالى
جَوَّادٌ كَرِيْمٌ رَؤُوْفٌ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ, أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. قَالَ اللهُ تَعَالَى{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ} أَمَّا بَعْدُ
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
اللَّهُمَّ ارْضَ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ المَهْدِيِّينَ سَادَاتِنَا أَبِي بَكْرٍ وَ عُمَرَ وَ عُثْمَانَ وَ عَلِىٍّ وَارْضَ عَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِينَ وَ عَنِ التَّابِعِينَ وَتاَبِعِي التَّابِعِينَ وَ مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ, وَ ارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيَن.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ، وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ، اللهُمَّ الْعَنْ كَفَرَةَ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالشُّيُوعِيِّينَ الصِّينِيِّينَ وَالشُّيُوعِيِّيَن الرُّوسِيِّينَ وَ اْلمُشْرِكِينَ الَّذِينَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِكَ وَيُكَذِّبُونَ رُسُلَكَ وَيُقَاتِلُونَ أَوْلِيَاءَكِ، اللهُمَّ خَالِفْ بَيْنَ كَلِمَتِهِمْ، وَزَلْزِلْ أَقْدَامَهُمْ، وَأَنْزِلْ بِهِمْ بَأْسَكَ الَّذِي لَا تَرُدُّهُ عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِينَ.
اللَّهُمَّ انْصُرِ اْلمُسْلِمِينَ اْلمُسْتَضْعَفِينَ واْلمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِكَ وَالْمُرَابِطِينَ فِي سَبِيلِكَ فِي كُلِّ مَكَانٍ وَ زَمَانٍ. اللًّهُمَّ انْصُرْهُمْ نَصْرًا مُعَزَّرًا.
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
رَبَّنَا إِنَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلْإِيمَانِ أَنْ آمِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا إِنَّهَا سَاءَتْ مُسْتَقَرًّا وَمُقَامًا
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ, وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ , وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
عِبَادَ اللهِ, إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ, وَ لَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ. أَقِيمُوا الصَّلَاةَ
0 Response to "Khutbah Jumat, Ujian Manusia"
Post a Comment